Membaca Kritik Tanpa Solusi



Judul       : Kritik Tanpa Solusi (Memoar Anomali dan Teologi Zaman)
Penulis    : M Abdullah Badri
Penerbit  : Diroz Pustaka, Semarang
Tebal      : xii+392 halaman
Ukuran   : 16 x 23,5 cm
ISBN      : 978-602-77010-6-9
Cetakan  : I, Oktober 2012
Harga     : Rp. 129.600,- (Diskon promo 30% jadi Rp. 91.000,-)

Efek samping membaca buku ini:
  1. Menaikkan gairah menulis ke media massa dan penulis tidak pernah mau bertanggungjawab atas itu.
  2. Mudah memunculkan ide kritis, kreatif, tapi belum tentu benar.
  3. Penulis menjamin, jika telah membaca keseluruhan buku ini belum juga punya gagasan menulis keren, maka, bakar saja bukunya, dan jangan dibaca lagi.
  4. Mudah marah melihat praktik kebathilan di depan mata. Ada yang bilang, Kritik Tanpa Solusi itu kata lain dari "mengamuk".

Keterangan:
  1. Buku ini cukup tebal, jadi, bisa dijadikan bantal.
  2. Buku ini tanpa pengantar, indeks, dan catatan referensi, tapi ilmiah, ya juga ngepop. Buku ini disusun karena penulisnya, konon, keramat, dan dijamin bakal habis terjual 3 bulan.
  3. Cocok buat dosen, guru, aktivis persma, sastrawan, penulis lepas. Pembaca malas membaca, dilarang beli buku "sangar" ini.
Jadi, pertimbangkan untuk membeli sebelum yakin dapat menginspirasi

Catatan:
Harga belum termasuk ongkir, kecuali bagi komunitas atau perpustakaan yang ambil minimal 3 eks untuk referensi atau keperluan akademis lainnya. Promo berlaku hingga akhir tahun 2012.

Komentar Pembaca:
Karya inspiratif! Kritik Tanpa Solusi, buku yang di dalamnya memancing pembaca menemukan formula yang disembunyikan penulis, mengajak untuk bijak memuntahkan sendiri solusi terhadap pelbagai permasalahan. 171 judul dalam buku ini patut disebut nyentrik, kritis, sangar, lugas, dan syarat rebuilding paradigma laku sejati, utamanya akademisi dan mahasiswa. Seakan memaksa akademisi untuk tidak bosan bercermin tentang idealisme buku kritis madzhab badriologi ini. Satu dari sekian cita-cita yang belum bisa saya raih sebagai aktivis yang sering menyuarakan insan cita adalah menjadi mahasiswa yang melegenda, seperti judul esai penulis di buku ini pada Bab "Mitologi Kampus dan Amanat Pendidikan". (Hafidz Rusli, Ketum HMI Komisariat Lafran Pane, Yogyakarta)

Jangan terlalu cepat melabeli diri Anda bernalar kritis bila belum membaca buku ini. Si ‘Tukang Kritik’- begitulah Abdullah Badri, penulis buku, sering disebut. Baru membuka halaman pertama buku ini saja, Anda sudah diajak untuk mengumpat sistem kapitalisme pendidikan kita. Bacalah buku ini, maka nalar kritis dalam diri Anda akan muncul. Kritik-kritik bernuansa lugas dan tajam akan keluar dari kepala Anda. Meskipun perlu diingat kitik tersebut tak selamanya benar. Tapi bukan masalah, mengingat kritik merupakan sebuah bentuk progresifitas. Saya sarankan ketika membaca buku ini jauhkan diri Anda dari barang-barang yang mudah pecah. Khawatir gejolak dalam diri Anda tidak terkontrol. Selamat membaca! (Abdullah Hanif, Pustakawan, tinggal di Jogja)

Kritik Tanpa Solusi, karya intelektual muda asal Semarang, M Abdullah Badri ini, dari segi judul saja sudah dapat kita tebak penulisnya mencoba untuk bersikap jujur sekaligus mengingatkan kepada para pembaca bahwa mengkritik secara benar saja pada saat ini sudah susah. Buku, dengan judul, yang sebenarnya tidaklah marketable di tengah gempuran buku sejenis "Cara Cepat" di pasaran. (Noval Maliki, Resensator Buku, tinggal di Jogja)

Buku berjudul "Kritik Tanpa Solusi" ini terlalu berani untuk diterbitkan dalam kondisi yang tengah mengarah pada "era industri yang pragmatis". Buku ini menyimpang dari jalurnya, yaitu mempertahankan idealisme. (Supriyadi, Peresensi Buku dari Yogyakarta)

Posting Komentar

0 Komentar